Menanggapi Pernyataan Menteri ESDM Terhadap Maraknya Kasus Ledakan Elpiji

Menteri ESDM Darwin Saleh dalam situs detik.com menyatakan bahwa maraknya kasus ledakan elpiji adalah kesalahan pemerintah, dirinya, dan semua pihak (beritanya bisa dibaca di http://www.detikfinance.com/read/2010/08/09/102059/1416175/4/menteri-esdm-pemerintah-salah-saya-salah-salah-kita-semua?f9911013).

Dalam sudut pandang saya, kasus ini adalah sebuah proses pembelajaran. Kita memilih untuk belajar menggunakan elpiji dengan cara langsung mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Ibarat seseorang yang belajar mengendarai mobil, dia langsung menyetir mobil di jalan raya yang padat kendaraan lalu lintas. Bukan lewat kursus, memulai dengan teori, mempraktekkan di lokasi yang sesuai peruntukannya, mengurus sim, baru kemudian praktek di jalan raya. Itupun masih harus ditemani oleh orang yang telah berpengalaman.

Dalam kasus penggunaan elpiji, kebanyakan kita memilih cara instan, yaitu langsung praktek. Mungkin banyak yang berfikir akan memakan waktu lama jika harus memulai dengan belajar dari dasar, sementara dapur harus tetap ngebul. Itu adalah pilihan, mau belajar dari dasar atau langsung praktek, terserah.

Setahu saya, tidak hanya kompor gas, kompor minyakpun memiliki potensi untuk meledak saat digunakan. Tinggal bagaimana penggunaannya, apakah sudah tepat, atau terdapat kesalahan yang bisa menyebabkan ledakan.

Belajar bisa lewat pengalaman, dalam hal ini adalah langsung mempraktekkan apa yang ingin dipelajari. Bahasa bule-nya learning by doing. Belajar bisa juga dimulai dengan pemahaman teori, ini bisa dilakukan dengan berguru pada ahlinya, atau dengan otodidiak. Belajar bisa juga lewat pengalaman orang lain, baik itu teman, keluarga, atau tetangga.

Kasus ledakan elpiji bukan sekedar pelajaran tentang elpiji, tapi jauh lebih besar dari itu. Ledakan elpiji adalah pelajaran tentang bagaimana mengambil keputusan, bagaimana memikirkan dampak dari suatu keputusan, aspek apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan, dan bagaimana bersikap atas akibat dari keputusan tersebut.

Kita memang perlu mancari letak kesalahan suatu masalah, tapi gunanya untuk diperbaiki. Hukuman kadangkala perlu bagi pembuat kesalahan, tapi hukuman yang mendidik, bukan atas dasar balas dendam atau sakit hati.

Kritik adalah salah sau cara baik untuk mengetahui dimana letak kesalahan suatu masalah, tapi kritik harus disampaikan dan diterima dengan cara-cara yang bermoral sesuai adat ketimuran kita.

Pernyataan Menteri ESDM Darwin Saleh dimata saya merupakan ajakan kepada semua pihak untuk berhenti saling menyalahkan (itupun kalu ternyata benar ada pihak-pihak yang saling menyalahkan). Kemudian mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kesalahan dengan pencanangan program penyuluhan lapangan dengan melibatkan ibu-ibu PKK.

Kalau melibatkan kaum ibu, mungkin ESDM akan bekerjasama dengan Pemberdayaan Perempuan.

Comments are closed.